Rabu, 02 Maret 2011

WANITA IBARAT BUNGA





"Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah." (HR Muslim)
Wanita ibarat bunga... cantik indahnya pada pandangan mata hanya sementara... Yang kekal menjadi pujaan manusia, hanyalah wanita yang mulia akhlaknya... karena akhlaq wanita ibarat bunga diri.. Tiada guna berwajah cantik tetapi akhlaq buruk.. tiada guna juga berwajah cantik tetapi hati kosong dari ilmu...

Ibarat bunga.. ada yang cantik bila dipandang tetapi busuk baunya... Ada pula yang kurang menarik dan baunya juga kurang menyenangkan... Ada juga bunga yang tidak menarik pada pandangan mata kasar.. tetapi bila dihalusi dengan mata hati, ternyata amat tinggi nilainya....

Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita. Oleh yang demikian, Allah telah menetapkan hukumnya ke atas mereka; walaupun berat di pandangan mata si jahil dan ingkar tetapi ia adalah kemanisan iman yang dicicip oleh wanita solehah.

Karena itulah... Sebagai anak, dia menjadi anak yang solehah... Sebagai remaja dia akan menjadi remaja yang bersemangat.. sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya.. sebagai ibu, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang... dan pastinya sebagai hamba Allah, dia akan menjadi hamba yang tunduk dan menyerah diri hanya kepada-Nya.

Allah swt berfirman dalam surah an-Nisa' ayat 24 yang artinya,
"Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."

Dalam Islam wanita amat dihormati dan dihargai peranannya. Sebagaimana eratnya hubungan siang dan malam yang saling melengkapi, begitu juga lelaki dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Setiap lelaki dan wanita memiliki tugas dan kewajiban yang berlainan, sesuai dengan fitrah masing-masing. Namun, tujuan hidup setiap lelaki dan wanita adalah sama, iaitu mencari redha Allah (Mardhatillah). Allah telah berfirman,

"Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS. An-Nisaa : 124)

Rasulullah juga turut memerintahkan umatnya supaya memperlakukan wanita sebaik-baiknya sebagaimana sabdanya: "Mereka yang paling sempurna di kalangan mereka yang ikhlas adalah mereka yang mempunyai akhlak yang terbaik dan yang terbaik dikalangan kamu adalah yang paling baik terhadap isterinya." (HR At-Tirmidzi)

Rasulullah saw telah memerintahkan supaya kaum wanita diperlakukan menurut fitrah ia dijadikan sebagaimana dalam sabdanya: "Berlaku baiklah terhadap kaum wanita lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok adalah bahagian yang teratas, jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu." Al-Bukhary dan Muslim

Nilai wanita dalam Islam amat bertentangan dengan apa yang diperjuangkan oleh wanita Barat. Nilai wanita bukan terletak pada fesyen pakaiannya yang menonjol, berhias diri untuk memperlihatkan kecantikannya, tetapi hakikatnya ialah pada kesopanan, rasa malu dan keterbatasan dalam pergaulan
.

Pacaran "backstreet".....why not...???




Istilah ‘pacaran’ saat ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan muda, bahkan menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Sehingga tanpa tahu hukumnya, banyak orang menganngap sah-sah saja anak berpacaran. Selain itu, mencari pacar di kalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis, karena biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul.
Istilah pacaran itu sebenarnya bukan bahasa hukum, karena pengertian dan batasannya tidak sama buat setiap orang. Dan sangat mungkin berbeda dalam setiap budaya.
Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat, telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat, apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.

Bagaimana Pacaran dalam Islam?
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Istilah itu muncul dengan sendirinya seiring menjauhnya manusia dari syariat akibat modernisasi. Namun, untuk istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah "khitbah” (meminang). Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.
Perbedaan antara keduanya yaitu jika khitbah merupakan tahapan serius menuju pernikahan, atau diniatkan untuk saling mengenal sebelum menikah, sedangkan pacaran hanya untuk senang-senang semata dan belum tentu diniatkan untuk pernikahan. Di samping itu, adakalanya khitbah sama terlarangnya dengan pacaran, apabila semasa khitbah itu pergaulan antara laki-laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan Islam.
Bila Cinta Terlarang
Banyak di antara orang tua sekarang sudah menyadari hukum dan bahaya pacaran, sehingga tindakan orang tua banyak yang melarang anaknya punya ‘pacar’. Namun hal ini kurang bisa terelakkan, melihat pergaulan anak sangat terbuka dan bebas di zaman sekarang. Banyak yang mengistilahkan ‘backstreet’ untuk ‘kegiatan pacaran’ dan memiliki ‘pacar’ tanpa sepengetahuan orang tua. Bahayanya tak jauh beda dengan yang terang-terangan. Jika yang terang-terangan, mereka akan lebih bebas melakukan apapun karena merasa sudah diberi izin, dan bagi mereka yang menalin hubungan backstreet, jelas akan sering berbohong dan tidak akan terkontrol aktivitasnya.
“wajarlah, namanya juga anak muda, merekapun pernah muda ...” ungkap seorang remaja ketika ditanya tanggapan orang tuanya. “Masa cinta dilarang, cinta itu ‘kan dari Allah juga”, tambahnya. Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.
Tindakan Orang Tua
Backstreet akan sangat mudah dijalankan anak jika orang tua hanya melarang tanpa ada pengawasan intensif terhadapnya. Orang tuapun pasti megerti bahwa rasa cinta itu pasti akan ada dalam setiap diri manusia yang telah dewasa.  Orang tua berkewajiban selain mengawasi juga mengingatkan batasan-batasan dalam berhubungan (umum) antara manusia lain jenis.
Di antara batasan-batasan yang harus diingatkan orang tua pada anak-anaknya (remaja dan dewasa) adalah:
1.       Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32)
2.       Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). "
3.       Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan. Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)
4.       Harus menjaga mata atau pandangan Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)
5.       Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap
langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga)
Selagi batasan itu dapat dipegang teguh oleh yang ingin punya ‘pacar’, maka memilikinya boleh-boleh saja. Tetapi, di mana ada ‘pacaran’ yang bisa menjaga prinsip di atas? Karena setan selalu menggoda manusia untuk menjerumuskannya. Dan satu hal lagi, perbuatan buruk bukan dimulai karena  niat, tetapi karena adanya kesempatan. Kalau mungkin dapat menjaga prinsip tersebut, silakan izinkan mereka berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin, maka jangan
sekali-kali menganggap remeh berpacaran karena azab yang pedih siap menanti.



IBNU KHALDUN,,bapak sosiologi modern



            Pemikir dan ulama abad pertengahan ini lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H/27 mei 1332 M. nama panggilan keluarganya adalah Abdurrahman, sedang Ibnu Khaldun diambil dari namayang diturunkan pada garis kakeknya yang kesembilan, yaitu Khalid bin Utsman.
            Khalid bin Utsman berasal dari hadramaut, yaman. Ia merupkan cucu dari seorang sahabat rasulullah, yaitu wali bin hujr dari kabilah kindah yang kemudian membentuk keluarga besar bernama bani Khaldun. Bani Khaldun bersama bangasa Arab lainnya ramai-ramai berimigrasi ke Sevilla, salah satu kota di Andalusia setelah ditaklukan oleh pasukan umat islam dibawah komando Thariq bin Ziad.
            Beberapa puluh tahun kemdian, keluarga bani Khaldun dan umat islam lainnya terpaksa hijrah ke Tunisia, akibat tekanan umat kristiani yang telah berhasil merebut kembali kota ini. Di Tunisia inilah kisah kehidupan seorang Ibnu Khaldun dimulai.
            Ayah Khaldun merupakan eorang yang sangat tekun mengayomi dan mendidik anak-anaknya. Dibawah didikan ayahnya, Khaldun mampu menghafal al-qur’an dan menguasai ilmu tajwid dalam usia yang relatif dini. Ketika uianya menginjak remaja, ia pun mulai berguru kepada para ulama sekitar daerah kelahirannya.
            Dari didikan para ulama tersebut, Khaldun mampu menguasai ilmu syari’ah,tafsir, hadits, tauhid, retorika, tata bahasa, fisologi, ushul fiqh, dn fiqh dengan madzhab maliki8. Selain itu, ia juga mempelajari sastra arab, filafat, matematika dan astronomi. Para guru yang mengajarinya merasa sangat puas ata prestasi belajarnya.
            Pada tahun 794 H, bencana penyakit pes melanda tunisia. Penyakit tersebut menyebabkan sekitar seribu dua ratus juta jiwa meninggal dunia. Salah seorang guru khaldun bernama ibnu abdil muhaimin terkena wabah tersebut dan tak bisa tertolong lagi nyawanya.
            Untuk menghindari dari kemungkinan yang tidak diinginkan,guru-guru khladun yang lainpun hijrah meningglkan tunisia. Akibatnya, pendidikannya tidak bisa diteruskan lagi.
            Khaldun pun memutar haluan,dan terjun kedalamarena politik yang sangat digemarinya sejakkecil. Karirnya dalam bidang politik membawanya sering keluar masuk istana. Usia mudanya dihabiskan sebagai pendamping, penasehat sultan serta menduduki aneka jabatan di pemerintahan.
            Pada umur 21 tahun, Khaldun diangkat menjadi sekretaris kesultanan dinasti Hafs, penguasa Tunisia. Ketika Abu Ziad, penguasa Constantine menyerang dan mengalahkan Tunisia, Khaldun melarikan diri ke Aba, kemudian berpindah ke Aljazair dan menetap di Biskra.
            Karirnya memuncak pada tahun 775 H,saat itu Khaldun membantu sultan Abu Salim dalam menjatuhkan Al-Mansur, musuh politiknya di Aljazair. Ia diberi jabatan sebagai sekretaris kesultanan selama lebih dari dua tahun,lalu ditugaskan sebagai qadi (hakim) pada pengadilan kesultanan.tidak beberapalamakemudian , sultan abu salim dijatuhkan oleh wazir uamr bin abdillah,secara otomatis,kedudukan Khaldunpun turut tergeser.
            Gagal mendapatkankedudukan dalampemerintahan yang baru,Ibnu khaldun meninggalkan aljazairdan hijrah ke Granada,Andalusia. Namun negerimatador ini ternyata bukanlah tempat yang nyaman buat khladun. Karena tidakbeberapa lamaia tinggal disana,kemelut pun terjadi lagi.
            Pada tahun 766 H, uaana politik di Aljazair sudah berubah. Abu Abdillah yang menjadi penguasa Aljazair ketika itu mengajak Khaldun untuk bergabung dalam pemerintahannya dan menawarinya jabatan sebagai perdana menteri. Khaldun pun menyambut baik tawaran tersebut, kemdian ia mengemasi barangnya untuk hijrah ke Biraya, Aljazair.
            Kota Timisan, adalah tempat yang nyaman bagi khaldun untuk menerukan studinya yang sempat terhenti. Gagasan tentang ilmu pengetahuanmulai ia rancang kembali, berbagai karya ilmiah pun telah ia telurkan.
            Khaldun memetakan masyarakat dengan interaksi sosial, politik, ekonomi,dan geografi yang melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi teroboan yang sangat trategis bagi dunia ilmu pengetahuan ketika itu. Menurutnya, organisme dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya. Pengaruh itu bersifat universal dan pasti. Tak ada kebetulan dalam sejarah sosial kecuali sebab dan akibatnya emata, sebagian jelas dan diketahui, sebagian lagi tidak.
            Salah satu karya yang sangat monumental adalah kitab muqaddimah, kitab tersebut berisi tentang gagaan-gagaan dasar yang berkaitan dengan khazanah ilmu sosial. Teori-teori yang ditelurkan Khaldun merupakan kontribusi besar bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern.
            Dalam karya besarnya tersebut, Khaldun mengomentari tentang bentuk masyarakat. Ia mengatakan bahwa sudah menjadi kodrat bagi manusia untuk berkumpul, bersaing, lau memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas dan berlangsung selama empat generai. Model pemikiran ini menempatkan Khaldun sebagai penganut teori siklus sejarah.
            Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang lalu matiuntuk diganti dengan yang lain. Demikian seterusnya. Karya monumentalnya ini juga berisi tentang klarifikasi ilmu pengetahuan. Ia menguraikan ada dua jenis ilmu pengetahuan, yaitu:
  1. Ilmu filsafat dan intelektual ( bisa dipelajari melalui akaldan intelegensi).
  2. Ilmu yang ditransmisikan (hanya bisa disampaikan lewat mata rantainya yang berakhir pada pendirinya, seperti ilmu agama dan wahyu ilahi).

Ilmu filsafat dan intelektual terbagi dalam beberapa bidang,yaitu: logika,ilmu alam atau fisika, ilmu metafisika, dan ilmu yang berkaitan dengan kuantitas (misalnya geometri, aritmatika, muik dan astronomi). Ementara ilmu yang ditransmisikan seperti al-qur’an; hadits; syari’ah; teologi; sufisme; ilmu bahasa (linguistik seperti tata bahasa, leksikografi, dan kesusastraan).
Ibnu khaldun jugameneliti tentang pengaruh pimpinan terhadap perkembanagn sosial masyarakat. Ia menyatakan bahwa penyebab berkembangnya masyarakat karena perbedaan peraturan pemerintah dan suksesi kepemimpinan yang ada.
Hingga detik ini dunia mengakui bahwa ibnu khaldun merupakan peletak dasar ilmusosiologi pertama dunia melalui pendekatan pragmatis.
Berkenaan dengan itu, khaldun mengemukakan konsep ashobiyah atau solidaritas sosial dalam sebuah kelompok masyarakat. Ia menekankan begitu pentingnya solidaritas sosial dalam kelompok kecil atau komunita secara keseluruhan demi terjalinnya sebuah kekuasaan politik.
Walaupun begitu, ia menambahkan bahwa solidaritas tersebut tidak hanya berkaitan dlam kekuaaan politik, tetapi jugadalam masalah keagamaan. Karena gerakan keagamaan tidak akan mencapai tujuannya tanpa didukung oleh raa solidarita yang tinggi dari umatnya.
Konsep solidaritas ini menyiratkan ruang bagi konflik kepentingan antar penguasa dan yang dikuasai, sehingga kedua belah pihak aling memiliki posisi tawar-menawar untuk mencapai kepentingan yang saling menguntungkan.
Selain muqaddimah, ia juga menulis kitab I’bar yang memuat sejarah arab, yahudi, yunani, romawi, persia, islam, mesir dan afrika utara; khususnya suku barber dan uku yang berdekatan dengannya.
Kitab ini memuat tiga bab, bab pertama berisis tentang muqaddimah (pembukaan). Secara singkat, bab ini menyinggung tentang asal muasal suatu masyarakat, kedaulatan, lahirnya kota-kota dan desa.
Bagian kedua memuat empat jilid, yang secara spesifik membicarakan sejarah bangsa Arab, dinasti-dinasti arab, dinasti syriah, persia,turki, yahudi, yunani, romawi dan prancis.
            Sementara bagian ketiga terdiri dari dua jilid, yaitu membahas tentang sejarah bangsa barber dan kitab al-tashrif (yang memuat perspektif analisis yang ditiru dari tradisis baru mengenai seni penulisan otobiografi). Bab yang juga mengenalkan riwayat hidup penulisnya ini sekaligus menutup bagian keseluruhan isi karya monumentalnya tersebut.
            Pada tahun 780 H, khaldun kembali ke tanah airnya untuk melakukan kajian pustaka atas karya-karyanya sebagai bahan koreksi terhadap kitab al-I’tibar.
            Pada tahun 784 H ia hijrah ke kairo, Mesir. Disana ia dipercaya untuk memberikan ceramah dan kuliah di al- azhar. Dua tahun kemudian, sang sultan menunjuknya senagai dosen ilmu fiqh mdzhab maliki di madrasah al-qamhiyyah. Namun setahun kemudian terjadi muibah yang menimpa keluarga khaldun, kapal yang mengangkut anak dan istrinya tenggelam setelah merapat di iskandariyah.
            Pada tahun 789 H, ia menunaikan haji, lalu kembali ke kairo. Sang sultan rupanya simpatik kepadanya, tanpa ragu-ragu lagi [emimpin mesir ini menunjuk khaldun sebagai hakim pada pengadilan tinggi kerajaan.
            Menjadi perdana menteri di Mesir merupakan kiprah politik Khaldun yang terakhir, karena beberapa tahun setelah itu ia sering tertimpa penyakit. Konndisi tubuhnya yang semakin menurun karena usianya sudah senja, membuat penyakitnya yak kunjung sembuh hingga akhirnya sang malaikat maut menjemputnya.
            Kontribusi Ibnu Khaldun dalam ilmu pengetahuan memang tidak sedikit. Setidaknya, berkatnya dasar-dasar ilmu sosiologi politik dan filsafat dapat dibangun. Tak heran jika warisannya itu juga banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
            Sebagai umat islam,setidaknya kita berbangga hati dengan prestasi yang diraih oleh Ibnu Khaldun. Namun ada baiknya,kebanggaan tersebut kita jadikan sebagai pemicu untuk mendulang prestasi untuk mengangkat derajat umat islamyang belakangan sudah tertinggal jauh dari umat lain.