Pertama kali aku mengenalnya hanya ungkapan negatif yang
selalu aku lontarkan untuknya, “sok pinter”, “jadi orang nyebelin banget”,”jaim
banged sih jadi orang”..dan lain sebagainya. Sebut saja namanya Ello, cowok
berusia 2 tahun di atas aku ini emang seangkatan kuliah nya, jujur sih
pemikirannya memang jauh lebih matang dibandingkan denganku.
Dekat dengan Ello
adalah hal yang terindah buatku, apalagi dia lah yang memulai proses PDKT ini.
Maklum lah aku mengatakan begini karna kalau flashback masalalu hatiku rasanya
perih dikala mengingat peristiwa nan lalu,. 6 bulan terakhir Ello selalu
menghindar dariku, bahkan ketika kami kumpul dalam suatu acara dia selalu
mendiskriminasikanku dari teman-teman cewek lainnya, tidak adil bagiku...terkadang
dalam sebuah forum dia selalu menunjukkan sikap nya yang sok penting, sok
pintar, sok cool, dan sok sok lainnya. Bahkan ketika di kampus bertemu
denganku, diapun selalu diam tanpa menyapa dan memalingkan mukanya..betapa
menyebalkan. Terkadang dalam suatu forum, dia selalu mematahkan argumenku yang
jelas membuatku semakin membencinya dengan sikap nya yang tak pernah mau
mengalah dan sok menang.
Suatu ketika,
tepatnya bulan mei pasca putus dengan pacarnya, si Ello mulai mendekatiku,
sudah jelas dibenakku kalau dia mempunyai hasrat tuk mengenalku lebih jauh
meskipun itu sebatas chatting dan coment-coment di facebook, namun aku jauh
lebih bersyukur dengan perubahan sikapnya ini toh terkadang dia tak mau
mengakuinya. Namun kedekatan ini tak berujung lama, karena ada beberapa temanku
yang gencar menyebarkan gosip tentang kami mengingat gelagat kami berdua telah
tercium oleh mereka. Aku tak bisa bercerita panjang lebar, yang jelas sebulan
kemudian yaitu di bulan ramadhan dia mulai menghindari ku lagi.
Satu hal yang
aku inginkan darinya yakni bisa kembali mencairkan suasana antara kita dan
kembali merekatkan talian persahabatan yang tlah pudar dan rapuh, meski aku
rasa sungguh mustahil tuk bisa berteman dekat dengannya lagi. Bagiku dia
bersedia tuk jadi teman curhatku di dunia maya itupun sudah cukup aku syukuri,
karena aku sadar bahwa kedekatan kita tak kan bermakna apa-apa dan tuhan
takkkan pernah menyatukan kita selamanya.
Memasuki bulan
desember, suatu hari chery salah seorang sahabatku menyeletuk padaku tentang
pergantian tahun baru. Dia berkata: rik, kira-kira tahun baru besok kamu mau
merayakan bareng ama pacar kamu nggak..??. sekilas pertanyaan kecil namun
sangat menyakitkan bagiku. Memang harus ku akui, sepanjang perjalanan 4 tahun
terakhir ini aku selalu merayakan tahun baru sendiri, without special
one..yaiyaalahh boro-boro ngerayain bareng ama pacar, punya ajja nggak..maklum
semenjak putus dengan si Abaz aku merasa susah tuk membuka jalinan baru dengan
cowok manapun. Tapi aku pikir-pikir sedih juga yah ditahun kelima ini aku akan
merayakannya sendiri lagi..really bagiku Unfortunately, Unlucky dech..dasarr
nasib..:(.
Saat itu aku
sempat kepikiran, andaikan ajja tahun baru esok aku bisa merayakannya bareng
Ello,,hahaha imposible banget dech. Dalam hati kecil mengatakan “kalau kamu
suka yauda bilang ajja suka ma tuh orang”..tapii di sisi lain separuh jiwa
sadar aku berontak..”jangan pernah merendahkan dirimu didepan kaum adam, tanpa
mereka kamu masih bisa bahagia”., sejenak kuberfikir memang benar rasanya tak
pantas jika diriku terlihat begitu lemah apalagi tentang masalah cinta, segera
kubuang stigma tersebut dan kucoba melupakan asa-asa yang menurutku takkkan
pernah terjadi dalam hidupku tuk bisa bersama Ello itu.
Namun ternyata
takdir tuhan tak pernah bisa direkayasa, sewaktu aku beranjak pulang ke kampung
halaman si Ello mulai memperhatikanku kembali seperti dulu, bahkan dia sempat
curhat ke aku masalah pribadinya ataupun terkait dengan kita berdua. Sampai
saat inipun dia selalu eksis coment-coment status FB aku, komunikasi lewat sms,
bercanda sapa ketika bertemu dijalan, bahkan saling mensupport antara kami
berdua. Bagiku disaat aku terjebak dalam keramaian hiruk pikuk tanpa dia, aku
merasa sangat kehilangan sosok nya. Dan hal ini pun sama terjadi dengannya, dia
selalu merasa kehilanganku ketika kami tak sempat bertemu dalam moment-moment
tertentu.
Satu hal
yang mungkin tak pernah aku bayangkan sebelumnya, malam pergantian tahun baru
itu Ello tiba-tiba menyatakan perasaannya kepadaku. Sungguh bagiku malam itu
seperti mimpi. Tak pernah kusangka sosok sedingin Ello dengan mudah menarik
perhatian dariku, tanpa banyak pertimbangan akhirnya aku menerima kehadirannya
dalam hidupku kini. Alhamdulillah yaah cintaku
tak bertepuk sebelah tangan. (ala syahrini..hehehe :D)
(***) kisah ini mungkin hanya terjadi dalam sepenggal cerpen
hasil imajinasiku, tak banyak berhayal apalagi berharap lebih, karna kuyakin
kisah ini tak’kan pernah terjadi dalam dunia nyataku. Panggung realita yang
berisikan beragam konflik yang nyata. Semangat Arik..^_^ ( 2 September 2011, @
a pinky room)
cieeee tsany, ini mah realita kalii bukan rekayasa :P
BalasHapusxixiixii ita tantiqq... malu ihh kisah fiktif aku dibaca.. upss tapi diem bae yahh. jgn crita2 ke aa mamah nya..hehe
BalasHapus