Selasa, 17 Januari 2012

CINTA SARAH UNTUK TELUR ASIN



Seminggu telah berlalu, SARAH (21) gadis cantik putri semata wayang pak BURHAN (42) menghabiskan waktu liburannya di kampung halamannya selepas tamat dari kuliah di luar negri. Pak BURHAN, sosok pengusaha telur asin terkaya di desanya itu dikenal warga punya sikap yang santun dan selalu menolong siapapun yang kesusahan. Sayangnya, semenjak ditinggal mendiang istrinya meninggal beliau lebih memprioritaskan pekerjaan demi kebutuhan nafkah keluarganya sehingga kurang bisa mendidik putrinya dengan baik.
Suatu hari, pak BURHAN sengaja mengajak SARAH jalan-jalan ke pasar tradisional membeli telur dengan alasan supaya kelak SARAH bisa menggantikan posisi kerjanya di masa tuanya nanti sekaligus mengenalkan kepada warga sekitar atas kepulangan putrinya itu. Bukan rasa bangga yang menyelimuti hatinya, namun malu atas perilaku buruk SARAH yang tiada hentinya mencela orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya, bahkan ketika sampai di kios telur milik RAMA (23), salah satu langganan pak BURHAN, SARAH tetap menunjukkan sikap buruknya itu. Dia tak henti-hentinya menghina kemiskinan pemuda ini, RAMA tetap diam saja. Namun ulah SARAH ini sampai memancing amarah ayahnya. Lantas pak BURHAN menampar pipi SARAH di depan umum, sambil menangis menahan malu SARAH melempari wajah ayahnya dengan telur dagangan RAMA seraya berlari pulang menjauh dari keramaian pasar, kemudian pak BURHAN terburu-buru mengejarnya seraya meminta maaf kepada RAMA dan berjanji kan mengganti dagangannya yang rusak. Sesampainya dirumah SARAH bertengkar dengan ayahnya dan menunjukkan kekesalannya itu dengan mengurung diri dikamar beberapa hari.
Minggu pagi SARAH jogging di area peternakan milik pak lurah bersama kawan-kawannya DITA (21), MITA (21) dan EMIL (20). Mereka tampak menikmati indahnya suasana pedesaan, tiba-tiba muncul DIAZ (22) pemuda yang sempat melamar sarah ketika lulus SMA, namun ditolaknya. Kali ini dia DIAZ mencoba mendekati SARAH, menggoda dan menguasai tubuhnya. Teman-temannya hanya bisa diam tak berkutik, merasa diperlakukan tidak senonoh SARAH berontak memukulnya dan mencaci maki nya dengan kata-kata yang pedas dan meludahi wajahnya hingga membuat DIAZ sakit hati.
Sepulang  jogging, SARAH bungkam mulut dan tidak menceritakan pada siapapun kejadian tadi pagi, namun diam-diam RAMA yang mencintainya ternyata mengetahui hal tersebut. Di lain tempat, DIAZ bersama teman-teman geng nya merencanakan niat jahat untuk mencelakai SARAH. Malam itu, SARAH mengantarkan ayahnya ke terminal bus, rencananya pak BURHAN akan pergi keluar kota selama satu minggu. Selepas kepergian ayahnya, SARAH menaiki mobil sekencang-kencangnya melawan arus hujan deras malam itu, sialnya di tengah jalan rodanya tertancap paku yang sengaja dipasang oleh kawanan DIAZ. Dengan menodong senjata tajam, SARAH dipaksa keluar dari mobil oleh geng DIAZ. Segerombolan pemuda ini berusaha merajahi tubuh SARAH, SARAH meronta di keheningan malam, saat itulah DIAZ muncul sebagai pahlawan bersikap seolah melindungi SARAH, namun dengan beringasnya DIAZ bersama gengnya memperkosa SARAH dan meninggalkan-nya sendirian di tepi jalan.
Belum puas dengan kejadian itu, keesokan harinya DIAZ mendatangi WAK SUNOYO (57) dukun santet ternama untuk menyiksa bathin SARAH, setelah diberi resep DIAZ segera mencari bahan ramuan, salah satunya adalah telur ayam. Kebetulan telur di pasar tradisional yang cocok dengannya adalah telur kios milik RAMA. Dengan agak curiga RAMA mengamati tingkahnya dan menanyakan hal itu, rupanya DIAZ keceplosan memberitahukan rahasianya itu. Mendengar kabar santet tersebut RAMA segera mengabari SARAH, namun bukannya disambut dengan baik, rupanya SARAH bersikukuh menolak informasi RAMA dan menertawakannya, bahkan sempat menghinanya dan menuduh menyebarkan fitnah. Dengan berat hati  RAMA pun pulang, seraya hanya bisa mendoakan kondisi SARAH. Selang keesokan harinya kabar santet itu terbukti, kondisi SARAH pun semakin buruk, luka koreng bercampur nanah menjalar keseluruh tubuhnya, tubuhnya sakit terasa di tusuk-tusuk, bahkan dia hanya bisa berbaring lemah di ranjang. Kabar inipun terdengar oleh pak BURHAN, beliau segera pulang menunda urusan bisnisnya dan melihat kondisi putrinya yang semakin memburuk, banyak teman-teman SARAH yang mulai menjauh bahkan kolega pak BURHAN pun tak sedikit yang memutuskan hubungan kerja. Namun pak BURHAN tetap gigih, beliau berusaha keras untuk mengobati sakit putrinya. Akan tetapi para dokter, tabib dan tim medis lainnya mengundurkan diri  untuk menangani penyakit SARAH.
Lambat laun, harta pak BURHAN menipis untuk biaya pengobatan SARAH yang tak kunjung sembuh, usaha telur asinnya pun bangkrut, banyak pegawainya yang mengundurkan diri. Keluarga pak BURHAN jatuh miskin, namun kondisi ini tak menyurutkan niat pak BURHAN tuk tetap  membahagiakan SARAH. Lama-kelamaan SARAH sadar akan sikap buruknya yang selama ini, dia berjanji akan menjadi anak yang berbakti pada orangtua tunggalnya.
Suatu hari, SARAH memaksakan diri bekerja di pasar, meski banyak ditolak warga namun SARAH tetap berusaha mencari aktifitas, tiada jalan lain selain memunggut sampah-sampah pasar yang berserakan demi mendapatkan sesuap nasi. Pekerjaan ini terus dijalaninya meski terkadang dia merasakan sakit ketika dibentak-bentak orang yang bercecer di pasar. Suatu ketika SARAH sibuk mengorek sampah-sampah pasar di dekat kios RAMA, dari kejauhan RAMA tersenyum mengawasi nya iba. ternyata sekian lama perasaan yang lama RAMA pendam pun belum padam juga meskipun melihat keadaan SARAH saat ini, merasa gerak geriknya diawasi SARAH pun berusaha menghindar menjauh, namun RAMA mengejarnya. RAMA yang kini telah sukses baru berani mengungkapkan perasaannya ke SARAH, dengan berat hati SARAH pun menolaknya karena kondisinya tak seperti dulu. RAMA tak putus asa, dia segera memberikan penjelasan kepada pak BURHAN tentang perasaanya yang tulus pada SARAH, bahkan RAMA pun ikhlas menerima keadaan SARAH apa adanya. Penuturannya membuat pak BURHAN terharu, tanpa menunggu terlalu lama RAMA melamar dan secepatnya akan menikahi SARAH yang kini berbadan dua. Akhirnya pak BURHAN bisa tersenyum bahagia melihat putrinya bersanding dengan pemuda tampan baik akhlaknya pula untuk membimbing putrinya menuju jalan yang benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar