Sabtu, 29 September 2012

Film “The Innocence of Moslems: Penistaan agama atau mahakarya industri film ??? ”



Berontak, itulah sikap yang dilakukan serentak umat muslim dunia tak terkecuali ketika menyaksikan agama nya dilecehkan. Bayangkan, Nabi Muhammad SAW junjungan yang sangat diagungkan sebagai sang rasul begitu mudah dilecehkan, dihina dan dinistakan oleh segolongan orang yang tidak bertanggung jawab.
Berbicara mengenai sensasi citra negative, Penulis mencoba memaparkan beberapa bentuk kekejian  terhadap islam yang sempat terekam sejarah, muncul pertama kalinya karikatur komik nabi Muhammad yang dibuat oleh warga Denmark, kedua karikatur lukisan nabi Muhammad yang heboh di perancis, dan dewasa ini muncul lagi film buatan sam basille (mengaku warga USA dari kaum yahudi) bertajuk The innocence of Moslems yang berhasil memunculkan animo keras warga dunia untuk menghujatnya.
Film yang berdurasi kurang lebih 1 jam lebih ini secara tidak langsung mendiskripsikan sosok Nabi Muhammad adalah orng tercela yang tidak patut dijadikan uswatun hasanah, diceritakan bahwa beliau seorang penipu agama yang doyan sekali melakukan fantasi seks terhadap beberapa wanita. Telanjang ketika berdakwah, Selain itu diceritakan nabi kita pedofil, mempunyai penyakit seks terhadap anak kecil dibawah umur yang dikisahkan melalui perantara nabi dengan aisyah. Bayangkan, bagaimana reaksi umat islam ketika junjungannya dilecehkan sedemikian rupa. Tentu sakit hati bukan???
Nah, sebagai umatnya jangan sampai kita keliru dalam menghadapi polemik ini, lantas bagaimana cara kita dalam menyikapi hal ini guna membela nabi kita SAW???

Perlu diketahui bagi generasi muslim, hendaknya kita tetap tenang dan tidak mengingkari hal ini dengan cara-cara (yang keliru) seperti dengan melakukan demonstrasi, gunakanlah logika kita dengan benar dan analisis lebih dalam mengenai persoalan , jangan sampai menzholimi orang-orang yang tidak memiliki keterkaitan dengan hal ini, atau sampai merusak harta benda (orang lain). Ini adalah cara-cara yang tidak diperbolehkan. Yang wajib untuk membantah mereka sebenarnya adalah para ulama, bukan orang awam. Para ulamalah yang berhak membantah dalam perkara-perkara ini. Hendaknya kita senantiasa tenang.

Orang-orang kafir sebenarnya ingin mengganggu kita serta memancing amarah kita. Ini yang mereka inginkan. Mereka juga ingin agar kita saling membunuh. Aparat keamanan berusaha menghalang-halangi, sedangkan yang lain (para demonstran muslim) berusaha menyerang, sehingga terjadilah pemukulan, pembunuhan, dan banyak yang terluka. Mereka menginginkan hal ini. Hendaknya kita senantiasa tenang dan bersikaplah tenang. Yang berhak untuk membantah mereka adalah orang-orang yang memiliki ilmu dan bashirah, atau hendaknya mereka tidak perlu dibantah. Orang-orang yang membantah mereka juga tidak boleh disamaratakan.

Ingatlah, dahulu orang-orang musyrik berkata terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Penyihir, dukun, pendusta” dan perkataan hinaan lainnya. Namun, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk bersabar. Kaum muslimin ketika itu tidak melakukan demonstrasi di Mekkah, tidak menghancurkan sedikit pun dari rumah-rumah kaum musyrikin, juga tidak membunuh seorang pun. Sabar dan tenanglah sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala
memudahkan jalan keluar bagi kaum muslimin.

Yang wajib dilakukan adalah tenang, khususnya saat ini, di saat munculnya banyak teror dan kejelekan di negeri-negeri kaum muslimin. Wajib untuk tenang dan tidak tergesa-gesa dalam masalah-masalah semacam ini. Orang-orang awam tidaklah pantas untuk menghadapinya. Mereka bodoh, tidak memahami hakikat masalah. Tidak boleh menghadapi masalah ini kecuali orang yang memiliki ilmu dan bashirah.

Selain itu, kami mengutip pernyataan Syaikh Abdulaziz bin Abdullah Alu Syaikh, yang mana beliau adalah Ulama Ahlussunnah, termasuk jajaran Kibarul Ulama dan Ketua Lajnah Daimah lil Buhuts Al Ilmiah wal Ifta’ Kerajaan Saudi Arabia, menekankan bahwa jalan terbaik membela Nabi Shallallahu’alaihi wasallam adalah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya (tuntunan beliau), menyebarkan dakwah beliau, mencontoh perikehidupan beliau, dan menyebarkan nilai-nilai Islam.

Dalam sebuah pernyataannya, Syaikh mengatakan bahwa tindakan tercela dan jahat dalam upaya mengedarkan film yang menghina Nabi Shallallahu’alaihi wasallam tidak akan merendahkan kedudukan Nabi Shallalahu’alaihi wasallam dan Islam, karena Allah Azza wajalla telah mencatat keburukan mereka guna dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar