Selasa, 23 April 2013

Tentang “Aku” dan “Dia”

Aku berfikir, maka aku ada. Berfikir adalah suatu kegiatan yang paling menyenangkan. Jujur, sekalipun proses berfikir tersebut membuat komposisi otak semakin pecah terurai akan memori yang dimuatnya tetap merupakan hal yang sangat menantang bagi penulis. Bagi saya, hidup adalah berfikir. Maka jika seseorang tidak pernah berfikir dan menggunakan logikanya maka pantas baginya disebut “adam” yang artinya tiada, tidak ada, bahkan bisa dikatakan tidak hidup alias mati. Karena pada hakikatnya hidup adalah sebuah wadah untuk menunjukkan eksistensi seseorang,yah tentunya melalui cara berfikir. Berbicara mengenai Filsafat. Banyak atau sedikit tentu kata ini mempunyai korelasi terkait dengan kegiatan “berfikir”. Seseorang yang ragu akan pengetahuan dan keyakinannya lantaran dia akan mendalami secara jernih sederet pertanyaan dan keraguan-keraguan yang menyertainya guna mendapatkan jawaban atau kepuasan untuk menolak semua itu dengan cara berfikir. Dan itulah yang dinamakan proses berfilsafat. Tak banyak yang akan saya sampaikan mengenai ilmu filsafat dengan berbagai segudang teorinya,namun saya cenderung akan menuai goresan tinta ini melalui satu pertanyaan yang saya klaim adalah sebagai bentuk keraguan dan ketidak percayaan terhadap suatu penciptaan dan takdir. Entah saya harus menyalahkan siapa ?? Berawal dari sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang pemateri filsafat minggu lalu dalam kegiatan “School of Thinker XI”, sebut namanya “Mas Wong” yakni “Siapa aku ??.sejatinya pertanyaan kecil ini sempat saya acuhkan, tentu aku ARIK (nama penulis), gadis remaja yang terlahir dari pasangan MN dan HR. Namun setelah saya fikir kembali ternyata Arik itu bukan “aku” yang sesungguhnya melainkanhanya sebuah nama dari pemilik jasad ini. Lantas aku bernalar kedua kalinya,“aku” disini adalah makhluk Tuhan atau seorang hamba yang dilahirkan tuk mengabdi yah lebih tepatnya beribadah semata hanya untuk Tuhan. Namun kudapati ketidak puasan untuk jawaban yang kedua ini karena menurutku seorang “aku”tercipta di dunia tak lain hanya untuk satu tujuan yang azali tanpa diberi negosisi oleh Tuhan. Berujung pada jawaban kelima tetap saja tak membuat keyakinanku akan keraguan “siapa diriku” ini teratasi. Perasaan muak akan jawaban-jawaban yang mengguncang jiwaku ini lantas mengingatkanku pada persoalan bathiniyah tiga tahun yang lalu. Meskipun saya belum belajar ilmufilsafat namun kondisi saya mengharuskan saya untuk belajar berfilsafat dengan konsep pemikiran seadanya pada waktu itu. Hampir sama, pertanyaan serta keraguan yang timbul kala itu adalah, siapa “aku”, siapa “Arik”, dan kenapa “Aku” muncul didunia ini lantas menyatu dalam raga “Arik” ini.. kenapa Tuhan tak menanyakan padaku terlebih dahulu apakah “Aku” suka atau tidak tatkala masuk dan menyatu pada raga ini yang sementara “Aku” tumpangi untuk perjalanan menuju Akhirat abadi nanti ?,terfikir jika sewaktu raga ini terbentuk Tuhan memberikan kesempadan pada “Aku” untuk menjalankan perjalanan hidup dalam raga orang lain yang bukan “Arik” atau sebaliknya... Dari hasil keraguan tempo lalu yang menerpa saya, mungkin bisa saya simpulkan secara sederhana yakni pertama, secara tidak langsung saya mengatakan bahwa jiwa “Aku”telah terlahir lebih dulu daripada raga “Arik” yang ada setelah beberapa dekade ditulis sang Khaliq di kitabNya. Tidak pernah terfikirkan bagaimana jika duluTuhan mengisi dan menyatukan raga “Arik” dengan zat atau ruh yang lain selain“Aku” ini, dan mungkin “Aku” pun tak akan menerima dan mengalami taqdir serupa dengan “Arik”. Hal kedua adalah rasa kekecewaan “Aku” akan taqdir dan kuasa Tuhan yang secara sepihak menetapkan posisi “Aku” tatkala diturunkan kedunia atau terlahirkan kembali dengan menyewa raga manusia tanpa berbincang-bincang terlebih dahulu kepada “Aku” sebagai subjek yang akan melakukan rutinitas sebagai manusia di bumi. Andaikata diperbolehkan, “Aku” ingin Tuhan bernegosiasi dulu denganku.. (namanya bukan kuasa Tuhan kalau harus bernegosisasi dulu dengan hambanya, seperti pak presiden lah, dalam artian Tuhan pun mempunyai hak prerogative atas semua makhlukNya). Senada dengan kegalauan hati sang penulis diatas, sedikit tercerahkan dengan konsep yang dikemukakan plato yakni tentang pengingatan kembali akan pengetahuan yangmanatelah didapat manusia sebelumnya, artinya atas dasar filsafat “alam ide” dan“keazalian jiwa” plato meyakini bahwa jiwa manusia itu telah ada dalam bentuk berdiri sendiri, terlepas dari raga/badan, dan sebelum raga itu ada. Karena pada hakikatnya wujud jiwa itu bebas bahkan sebebas-bebasnya dari materi, dania berhubungan dengan alam ide atau realitas yang bebas dari materi. Ketika ia harus turun pada alam imaterialnya untuk disatukan dengan badan dan dikaitkan dengannya di alam materi, hilanglah semua yang telah diketahuinya dari alam idedan realitas yang tetap, serta lupa sama sekali akan realitas-realitas yangsebelumnya telah terjadi. Tetapi ia kemudian mulai memulihkan kembali pengetahuan-pengetahuan melalui penginderaan gagasan-gagasan tertentu dalam hal-hal partikular. Jadi, inti dari teori ini terkait permasalahan “Aku” diatas yakni bahwa jiwa sudah ada dan terbentuk sebelum adanya badan di alam yang lebih tinggi daripada alam materi. Jujur, meski sedikit terjawab oleh teori plato ini namun tetap saya tidak mendapatkan kepuasan sepenuhnya atas jawaban ini. Minimal goresan tinta ini mampu menenangkan hati saya untuk sementara waktu. Terkait dengan keraguan yang dialami penulis, saya pun ingin berbagi sedikit “obat penawar” khususnya bagi pribadi ini. Pertama; Meski saya meragukan identitas “Aku” sebagai tokoh utama dalam pribadi “Arik”, namun takterbesit sekalipun dalam hati kecil ini untuk meragukan Allah sebagai Tuhan, zat yang agung, serta seluruh kekuasaanNya. Kedua; Belajar mensyukuri nikmat dan kewajiban untuk berQona’ah atas segala takdir yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa, sekalipun dari awal saya tak berkeinginan untuk menjadi sosok “Arik” seperti yang telah digariskan Nya.“jadi seorang hamba itu janganlah sok tau”, karena hakikatnya Allah SWT itu Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya. Untuk itu syukurilah apa yang telah ditetapkanNya untukmu dan nikmatilah.. have a fun with it.. Ketiga; Berjuanglah, jadikan apa yang tidak kau minati ini menjadi tantangan dan lahan untuk berprestasi, mencari bekal dan asupan nilai-nilai di dunia yang sebanyak-banyaknya untuk akhiratmu nanti. Kerjakanlah apapun yang diperintahkan Allah, dan jauhi apa yang telah dilarangNya. Talk less do more. Maka “Aku” abdikan diriku ini secara ruhaniyah dan jasadiyah semata untuk mendapat Ridho Allah SWT sebagai pemilik haqiqi tubuh ini. Be a superheroin beloved thing is ordinary but be a superhero in unbeloved thing is extraordinary. Yaah kawan-kawan, semangat terpenting dalam hidup penulis yang selama ini menjadi acuan hidup yakni... menjadi orang hebat dalam ranah yang dia cintai adalah hal yang biasa, namun menjadi orang hebat ketika terlibat dalam situasi yang tidak dicintai adalah sesuatu yang sangat luar biasa, EXCELLENT is Ours.. J

Minggu, 23 Desember 2012

Ahmad fauzi S. Siregar: Maksimalkan Peran Para Instruktur....!!!

Berikut ini laporan hasil wawancara seputar kaderisasi oleh tim.Red Insight (Tsani Ariant) kepada Ahmad fauzi Saputra Siregar (AFS), Ketua Bidang Kader PC. IMM Cabang Ciputat Periode 2011-2012 saat ditemui di teras Asrama Putra IMM Ciputat, yang berhasil diambil pada 19 Oktober 2012. Red : Visi kaderisasi PC. IMM Ciputat periode 2011-2012 ini seperti apa... ?? AFS : Untuk visi kaderisasi pada periode ini, yang pertama kita ingin memfokuskan pada segi kualitas dulu, baru bicara kuantitas. Miris saat melihat kondisi kader sekarang hanya sebatas direkrut saja, tetapi tidak diimbangi dengan kualitas yang dihasilkan. perekrutan saja yang selama ini dilakukan. Coba amati MASTA yang diadakan kemarin di Pulau Seribu, kita dari bidang kader ingin membuat sebuah model baru pengkaderan yakni tiap satu instruktur menghandle beberapa kader misalkan 5 orang, dan mereka langsung terjun ke kelompok-kelompok MASTA kemarin. Dan perlu ditegaskan bahwa komisariat tidak perlu lagi bersusah payah menaungi nya, karena para instruktur tersebut akan berkoordinasi langsung dengan Bidang Kader Cabang mengenai follow up kader-kader IMM. Red : Bagaimanakah model perekrutan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan. AFS : Mengenai perekrutan yah kita lakukan step by step, saya rasa penting untuk mempertahankan mereka di dalam tubuh komisariat. Coba berikan tawaran untuk kader, kita mengajak dan memberikan kebebasan pada mereka tentang apapun yang diinginkan. Misalkan mereka ingin diskusi tentu kita adakan, ingin berolah raga yah kita adakan semisal pertandingan futsal, badminton kemarin. Dan lawan terus arus yang ada dikampus. Teman-teman komisariat jangan hanya berdialog dengan pimpinan komisariat masing-masing, tapi seringlah berkomunikasi dengan kita. Karena selama ini bidang Kader Cabang sedikit yang tahu mengenai permasalahan teman-teman di komisariat. Perlu bantuan Take Over, keberanian komisariat untuk masuk ke kampus, seperti memasang spanduk MASTA dll. Ataupun kalau ada organ ekstra lain yang interupsi kepada kita maka bilang saja ke kita, InsyaAllah pasti kita bantu kok. Red : Adakah teknis secara langsung untuk memudahkan kita masuk ke kampus..??? AFS : Sebenarnya banyak sih caranya, cuma yang saya tekankan adalah keberanian kawan-kawan IMMawan IMMawati yang blum dimaksimalkan. Coba kalau berani, adakanlah diskusi terbuka di kampus, kemudian tiap hari rekrut minimal 1 orang bawa 1 calon kader saja. Nah, tunjukkan merah nya IMM di kampus, lama-lama makin banyak kan kader kita. Tapi dari awal sudah kita fokuskan, jangan berharap banyak kader namun kualitaslah yang harus kita perbarui dan menjadi PR kita bersama. Red : Lantas, perspektif anda seperti apa mengenai indikator kader berkualitas. AFS : Tentunya kader yang berkualitas itu harus menguasai konsep dan landasan dasar ikatan, seperti memahami Trilogi dan Trikompetensi Dasar IMM, mereka harus benar-benar tahu dasar-dasar nya seperti apa, mulai dari sisi religiusitas, intelektualitas, dan humanitas, kemudian memahami konsep pelangsung dan pelopor dalam kaderisasi, faham betul tentang ideologi Muhammadiyah seperti apa, dan terpenting faham keadaan di lingkungan sekitarnya. Pokoknya kita berikan pemahaman seputar ini pada mereka saat kajian bersama lalu didiskusikan, dan hasil akhir, ketiga elemen ini harus diaplikasikan dalam kehidupan para kader. Yah mudah-mudahan kita semua baik dari bidang kader cabang, para instruktur dan pengurus komisariat bisa bersama-sama mengarahkan kader-kader ke arah gerak yang mereka inginkan. Red : Untuk mengetahui kualitas kader secara konkret, kita bisa mencermati laboratorium pengkaderan (asrama), apakah dengan peningkatan fasilitas selama ini bisa menghasilkan kader yang berkualitas, atau justru sebaliknya kualitas nya semakin berkurang. AFS : Perlu diketahui, dalam Musyawarah Cabang (MUSYCAB), sebelumnya bidang kader berkoordinasi langsung dengan kader asrama. Namun untuk tahun ini sistem sudah diubah dan kami tidak membawahi anak asrama, karena langsung diambil alih oleh Ketua Umum Pimpinan Cabang, jadi bisa dilihat bahwa tanggungjawab kami pun berbeda. Mengenai kualitas kader asrama IMM saat ini, saya rasa mereka cukup bagus, bahkan sangat loyal terhadap IMM. Tapi saya justru khawatir akan silabus cabang yang berbentrokan, hingga nanti menyebabkan kader di asrama merasa bosan dan tertekan. Ini yang perlu diluruskan juga, bahwa semua agenda ikatan itu jangan ditekankan kepada kader asrama tapi para seluruh kader komisariat. Red : Apa harapan untuk kaderisasi sekarang dan kedepannya ?? AFS : Untuk saat ini, saya ingin peran instrukturnya yang dimaksimalkan. Jadi sebelum mengikuti DAD, tugas instruktur adalah mengolah pemahaman mereka. Menaungi para kader dan sering-sering berkomunikasi dengan bidang kader komisariat setempat supaya mereka tahu bahwa kader mereka senantiasa difollow up oleh para instruktur yang membawahinya. Intinya, saya harapkan dari semua elemen ikatan bersama-sama mengikat dan bertanggung jawab atas kader yang dibawahinya, sehingga sistem kaderisasi kita menjadi kuat.

“Jaga Selalu Hatiku, Jiwaku, Hartaku”

Pemberian itu wajib kita syukuri. Apapun bentuknya, berapapun nilainya dan dari mana asalnya, yang terpenting kita ingat adalah niat tulus si pemberi hadiah kepada kita. Kisah ini aku ambil dari sudut penggalan kehidupan nyataku, yah teringat bulan Agustus tepatnya bulan puasa yang lalu. Aku mendapatkan kejutan dari kekasihku, yang memang tak kusangka sebelumnya. Dua buah boneka, satunya boneka panda, satunya lagi boneka smile.. ku berikan nama Little Bear dan Miss. Smile. Yah dibalik cuek sikapnya ternyata sungguh sangat romantis juga pacarku ini...diam-diam Isaac tahu sesuatu yang sangat aku impikan darinya.. hehe “de’, ini adalah titipan dari ...”, ucapnya terhenti.. belum sempat dia lanjutkan kembali perkataanya aku spontan memburu kalimat dari lisannya dan ku sergap seketika, “dari siapa ka..?? hmm ini bungkusan apa sih ka..?? “, ucapku seraya menangkap sorot tatapan matanya malam itu kala Isaac mengembalikan notebook Asus kesayanganku. “udah lah de’ terima ajah, tadi secara kebetulan nemu dijalan ko, dibuka yah.. tapi ntar ajah dikamar jangan sekarang, kakak malu..”, tukasnya dengan nada lembut, tangannya memegang dan menahan pergelangan tanganku seolah mengatakan “buka nanti ajah” sambil mengedipkan sudut mata kirinya, “iihh geli deh liat kakak centil.. dasarr mata genit.. haha”, ujarku sambil membalas kedipan matanya. Selang beberapa menit kami bercakap-cakap akhirnya aku pamit kepadanya untuk pulang. Kuayunkan langkahku perlahan menuju markas kecilku, yah kamar berbalut riasan merah maroon ini selalu menambah inspirasiku dan menyejukkan kala ku terhanyut didalamnya menikmati kesendirian. Sejenak ku berfikir, sembari menatap apa isi bungkusan hitam itu didepanku. Ayo Reva buka ajah sekarang, jangan berfikir panjang lagi”, bathin kecilku mendesak dan menuntun diriku ke arahnya, sampai akhirnya ku memutuskan tuk meraih dan membukanya perlahan, penasaran jadinya. Alhasil sungguh terperanjat diriku tatkala mengetahui isi bungkusan hitam tersebut, kuraih dan kuangkat perlahan, semoga bukan apa-apa.. aiichh ternyata sosok mahluk kecil tak bernyawa bergelanyut menatapku penuh senyuman, yah boneka panda kecil ini membawa bantal kecil “love” bertuliskan kata “I Love You”, aah senangnya. Kalian tahu awalnya aku memang kurang suka sih dengan boneka panda ini karena ada beberapa pengalaman buruk dimasa lalu, namun aku belajar dari Isaac bagaimana bisa mencintai mahluk imut yang satu ini. Sampai sekarang aku sangat sayang sekali dengan Little Bear ini. It Looks Like Our Children.. :D “you are my superstar.. and.. ”, shiiit bunyi alunan nada handphone berdering, menggertakku, dan menbangunkanku dari lamunan kecil. Ah mengganggu saja bathinku, ketika kulihat ternyata incoming call dari Isaac, my BF. “iyah kakak ada apa, eh thanks banged untuk hadiahnya, aku seneng banged liatnya, satu kejutan yang tak terlupakan”, ucapku mengawali pembicaraan. “iyah sama-sama de’, malah aku yang harusnya bilang terimakasih ke kamu, karna kamu yang selalu ada buat aku. Menurutku ini belum apa-apa dan tak sebanding dengan apa yang udah kamu berikan sama aku, berikan selalu senyuman manis mu untukku yah Reva Sayang”, pintanya memelas. Aah sungguh ini hal yang tak bisa membuatku melupakannya, julukan Miss Sweet Smile, dasar mau ajah gw digombalin.. haha :D. “De, kakak mohon padamu tolong boneka ini dijaga yah, seburuk apapun pemberian dariku mohon hargai, yah andaikan suatu saat kita sudah tak berhubungan lagi ataupun suatu ketika membuatmu kesal sama kakak, tapi kakak mohon rasa sayangmu pada Little Bear tidak berkurang sedikitpun dan mengubahmu menjadi benci padanya. Boleh lah kamu membenci dan marah sama kakak, tapi tidak untuk mahluk kecil ini yah sayang, kasian dia tidak bernyawa dan tak berdaya..”, kilahnya seraya berdalih dengan lelucon kecilnya. “Kak, please trust me, mana mungkin aku bisa marah sama boneka ini, itu mustahil banged, apalagi kalau marah sama kamu, yah ngga mungkin terjadi lah.. “, sergahku membuang mindset nya akan hal itu. “yah kita sebagai mahluk Khaliq yang lemah gak akan bisa memprediksi kemungkinan ini de’, kakak yakin suatu saat pasti akan terjadi, namun kakak cukup senang mendengar ucapan adek barusan.. makasih yah de’, kamu memang orang paling mulia yang pernah kakak temui. Makasih udah bersedia menjadi bagian terkecil dalam hidupku, yang cukup berarti bagi kakak, I Love You Reva, You’re the one of my beloved girl. Makasih sweety..  ”, ujarnya mengakhiri pembicaraan malam ini. Wah (terharu gw jadinya).. :’) Kulihat jarum jam menunjuk tepat di angka dua tepat dini hari, ah ternyata sudah pagi. Pantesan Isaac begitu ingin menyuruhku segera beristirahat. Yah memang seharusnya jam kesekian aku harus beristirahat, nanti jam tiga sudah dibangunin Bundaku untuk Sahur bareng keluarga. It’s okay kali ini aku harus nurut. Satu hal pelajaran berharga yang aku dapatkan malam ini, jangan menilai suatu pemberian itu dari segi fisiknya, nilai pemberian itu tak berarti apa-apa, namun keikhlasan dan ketulusan seseorang yang memberi itulah yang harus kita perhatikan. Keep and Care, yah menjaga adalah salah satu upaya kita untuk menghargainya. Apapun yang terjadi jangan pernah menyia-nyiakan kebaikan orang yang memberi perhatian kepada kita... uuhh so sweet sekali kata-kata yang kulontarkan ini..  @#bruuk.. !!!.. ah buku-buku ini jatuh berserakan ke lantai tanpa aku sadari, “Reva, kamu udah bangun sayang.. sini bantuin bunda nyiapin menu sahur nak..” suara merdu Bundaku terdengar seraya mengayunkan langkahnya ke tepi pintu kamarku. Ah si Bunda dengar ajah nih, padahal Reva kan belum tidur. “okay Bunda, I’m Coming.. hehe.. ”, meskipun rasa kantuk masih menyergahku namun tak ku hiraukan, bergegas ku melangkah menuju ke dapur. Yah harus kutunjukkan meskipun begini namun aku ini anak yang berbakti pada orang tua. Sippo aktifitas diawal pagi yang indah.. 

“Jangan Pernah kau Berubah”


Setiap manusia pasti punya titik jenuh. Rasa ini menyelimuti kalbu manusia tidak pandang bulu, usia, maupun ras. baik itu tua muda, pria wanita, kamu, dia bahkan aku. Bicara mengenai tingkat kejenuhan, kuteringat pada seorang mantanku (Sebut Joe), seringkali dia mengatakan kepadaku, “Sayang, sampai saat ini aku belum pernah merasakan bosan padamu, tapi yang ada rasa sayangku kepadamu semakin besar saja dari hari ke hari”, ujarnya kala mengutarakan isi hatinya padaku saat itu. Tapi ternyata setahun kurang 28 hari dia sudah bosan dan tahan lagi dengan jalinan hubungan ini. Berikut kisahnya beberapa pekan yang lalu dengannya.
“kamu yakin San kalo Joe ga punya pacar lagi..??” tanya Tere mendesak padaku siang itu dikampus. “hmm  gw sih yakin Re kalo Joe ga bakal segampang itu ninggalin gw, apalagi lu tahu dia itu orangnya cuek abis, ga bakal suka ngurusin hal sepele gituan”, kilahku sedikit gusar namun terlihat tegar. Yah wajar sih aku mengatakan ini pada sahabatku Tere, karena aku rasa Joe memang bukan tipe cowok yang suka mainin hati perempuan. Gw kenal Joe dan karakternya sudah sangat lama, hampir setahun. Pastinya aku sudah hafal whatever about Him.
Ah, namun Tuhan berkehendak lain. Renggangnya intensitas komunikasi kita ternyata menjurus pada retaknya hubungan kita. Joe, Lelaki yang telah lama menjadi kekasihku kini bukanlah seperti yang aku kenal. UAS, FOKUS, MASA DEPAN.. yah alasan klasik, kenapa dari dulu tidak kau sadari Joe, kenapa baru sekarang..!!! okay lah, kalaupun memang itu aku kira alasan yang cukup tepat buat kita untuk mengakhiri hubungan. Tanpa ragu-ragu pun kami berdua menyepakati hal ini. Walaupun dalam hatiku berontak, namun tak apalah.. gw kan sosok cewek yang tegar.. :D
Seminggu pasca berakhirnya hubungan aku dengan Joe, aku merasa sedikit bersalah kepadanya. Namun rasa bersalahku tertutupi dengan kekecewaanku dengannya. Bagaimana tidak kesal.. Joe, Penguasa hatiku yang kian lama merayu diatas singgasana asaku mendadak berubah total dari sekian sikapnya kepadaku. Bayangkan, gimana ga sakit saat kita sedang asyik On di facebook trus dia langsung matiin facebook dan chat nya saat melihatku, komunikasi via sms dan telpon ajah udah ngga pernah, bahkan  sms dariku ajah ga pernah dia hiraukan meskipun itu perihal yang sangat penting, Apa sih maunya..??? mengingat dulu sewaktu kita masih berhubungan baik, dia selalu ngucapin janji dan permintaan nya kepadaku “andaikan kalau kita ended relationship, Jangan pernah berubah sedikitpun Sandy”, well, tapi yang kini terlihat jelas malah dia yang mengingkari ucapannya sendiri.. sumpah sakit hati deh..
Kegelisahan itu menyelimutiku kembali, teringat kata-kata Tere dua pekan yang lalu. Rasa penasaranku semakin tinggi, kubertanya-tanya apakah Joe udah punya pacar baru, ataukah kembali pada mantannya yang dulu.. huufft tiba-tiba rasa cemburu menguasai jiwaku, menguras hati dan emosiku. Yaah honestly, aku memang belum sepenuhnya rela sewaktu dia meminta mengakhiri hubungan ini. Alasan-alasan banyak sekali yang dikilasnya, yah mau tak mau aku pun menyanggupinya. Namun aku tahu, semakin ku mengusik kehidupan barunya, semakin dia kan menjauhiku. Yah sudahlah.. apapun yang terjadi terhadapmu, syukuri saja.. doaku selalu menyertaimu Joe..

Selasa, 13 November 2012

Khittah Perjuangan Muhammadiyah... (Salin)

I. Pendahuluan Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab- خِـطةً - يَخُطﱡ – خَطﱠ yang berarti rencana, jalan, atau garis (Kamus Al-Munawwir). Dengan demikian, khittah perjuangan dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya. Khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah berisi pokok-pokok pikiran yang diharapkan dapat menjadi garis perjuangan gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di dalam rumusan Khittah Perjuangan ini terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan diarahkan pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mampu menyelesaikan problematika umat Islam, khususnya mereka yang bernaung di bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah. Sementara aspek kesinambungan merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif yang selama ini dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah. Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah diharapkan bukan hanya sekedar retorika yang kaya wacana tetapi miskin kerja nyata. Melalui khittah, gerakan Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan krisis yang telah lama menghimpit sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah bangkit sebagai kekuatan terdepan di dalam merespon dan menyikapi dinamika zaman. Pemuda Muhammadiyah harus tekun, rajin, dan cerdas dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok. Dalam konteks ini, firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 18 berikut ini perlu menjadi pijakan dalam setiap gerak dan langkah Pemuda Muhammadiyah : Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Secara objektif, perumusan khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah didorong oleh faktor internal dan eksternal organisasi. Faktor internal merujuk pada evaluasi dan otokritik terhadap kiprah organisasi di dalam melayani umat Islam dan masyarakat lain pada umumnya. Sedangkan faktor eksternal merujuk pada fenomena perubahan dunia yang menuntut setiap orang untuk terlibat aktif dalam mewarnai perkembangan peradaban. Kompetisi dan persaingan dalam seluruh aspek kehidupan harus dihadapi, bukan dihindari. Sejalan dengan itu, motto perjuangan Pemuda Muhammadiyah “FASTABIQUL KHAIRAT” harus kembali menjadi spirit dan landasan gerak bagi setiap aktivitas dan kreativitas yang dilakukan oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah di semua level kepemimpinan. Dengan semangat ini, Pemuda Muhammadiyah harus tampil sebagai pelopor dalam mewujudkan pencerahan peradaban dan pembebasan umat dari keterkungkungan kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. Semua itu harus menjadi cita-cita umat yang semestinya diperjuangkan secara kolektif tanpa memandang perbedaan suku, ras, tingkat pendidikan, bahkan agama. II. Doktrin Perjuangan Pemuda Muhammadiyah melandasi kiprah perjuangannya pada cita-cita Muhammadiyah untuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sehingga seluruh gerakan Pemuda Muhammadiyah diarahkan pada upaya akselerasi pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian, dimensi keagamaan, keilmuan, dan kemasyarakatan yang menjadi inspirasi perjuangan Muhammadiyah selama ini harus dijadikan ruh pergerakan Pemuda Muhammadiyah. Pada tataran praktis, Pemuda Muhammadiyah meneguhkan doktrin perjuangannya melalui upaya: Pertama, mempertegas komitmen dan jati dirinya pada pemberdayaan umat di seluruh sektor kehidupan. Kedua, melakukan rekruitmen kader-kader berkualitas secara proaktif di tengah-tengah masyarakat dengan cara melibatkan mereka pada setiap pelaksanaan program-program kerja Pemuda Muhammadiyah. Ketiga, meningkatkan kapasitas dan kualitas para kader melalui jenjang pendidikan kader yang terencana secara sistematis dan berkesinambungan. III. Dimensi-dimensi Perjuangan A. Dimensi Keagamaan Pada dimensi keagamaan, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berperan aktif dalam menggiring umat ke posisi arus tengah Islam (ummatan wa syatha). Dengan posisi ini, umat Islam tidak terjebak dalam skenario yang dimainkan oleh pihak lain yang kerapkali bertujuan untuk memecah belah umat Islam. Sudah saatnya umat Islam dikembalikan pada satu cita-cita, yaitu membebaskan manusia dari setiap patologi sosial dan penyakit peradaban yang selama ini merasuki alam pikiran manusia modern. Untuk itu, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah harus menebar pesona Islam di setiap waktu dan tempat dengan cara melaksanakan ajaran Islam secara total sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Untuk melaksanakan ajaran Islam secara total, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat mengaktifkan kembali gerakan dakwah jama’ah dengan menjadikan masjid sebagai pusat informasi dan komunikasi antar aktivis. Dakwah jama’ah diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis pemuda, tetapi lebih dari itu da’wah jama’ah juga diharapkan mampu melindungi persyarikatan Muhammadiyah dari upaya “penyusupan” yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu di kalangan umat Islam yang memiliki kiprah dan ideologi yang berbeda dengan Muhammadiyah. Selain itu, Pemuda Muhammadiyah harus memperluas jaringan dakwahnya ke seluruh masyarakat hingga menyentuh berbagai suku, ras, budaya dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan menghidupkan gerakan dakwah kultural yang juga berfungsi sebagai sebagai salah satu sarana perekrutan kader-kader persyarikatan. Dalam tatanan kehidupan beragama di tengah komunitas umat Islam, Pemuda Muhammadiyah harus mampu menampilkan dirinya sebagai teladan dalam menjembatani sekaligus memediasi setiap perbedaan pandangan, penafsiran, dan praktek keagamaan yang terjadi di kalangan umat Islam. Pemuda Muhammadiyah harus mampu merajut dan merekatkan ukhuwah Islamiyah dengan cara mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah secara bersama-sama. Seiring dengan itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu menjadi inspirator dan motivator dalam mengembangkan dakwah Islam yang humanis, terbuka, dan mencerahkan. Pemuda Muhammadiyah menolak secara tegas segala tindak kekerasan atas nama agama dalam memperjuangkan dan menegakkan agama Islam. Agama Islam harus disampaikan dengan cara damai, santun, dan beradab agar Islam benar-benar tampil sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Terkait dengan heterogenitas agama di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah harus membuka diri untuk selalu melakukan dialog antar umat beragama. Cara yang paling efektif untuk dilakukan adalah menjalin kerjasama lintas agama dalam kerja-kerja kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah dapat memulai gerakan ini dengan menciptakan musuh bersama (common enemy) agama-agama berupa kebodohan, kemiskinan, krisis lingkungan, bencana alam, penyakit menular, narkotika, dan lain-lain. B. Dimensi sosial Pada dimensi sosial, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam merajut kohesivitas sosial dengan seluruh komponen bangsa. Dengan kohesivitas sosial yang baik, seluruh anak bangsa akan dapat bekerja sama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih menjanjikan. Kohesivitas sosial hanya dapat diwujudkan jika keadilan dapat ditegakkan pada seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah harus berani melawan setiap ketidakadilan yang terjadi baik yang dilakukan secara personal maupun yang diorganisir secara struktural. Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa bangsa ini hanya dapat berdiri dengan kokoh atas dasar prinsip-prinsip keadilan sebagaimana telah diperintahkan Allah dalam surat Al-Nisaa’ ayat 58 yang berbunyi: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, Pemuda Muhammadiyah mendasarkan pokok perjuangannya kepada empat macam persoalan mendasar. Pertama, rendahnya kualitas dan tidak meratanya akses pendidikan bagi semua anak bangsa. Berkenaan dengan hal ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam memperjuangkan kualitas dan kuantitas lembaga-lembaga pendidikan. Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk selalu mengikuti, mengkritisi, sekaligus memberikan masukan konstruktif pada setiap produk regulasi pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Kedua, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk menjawab masalah ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu berperan aktif dalam memperjuangkan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pelayanan kesehatan, peningkatan kuantitas anggaran pembiayaan kesehatan, dan sosialisasi pola dan gaya hidup sehat. Ketiga, tingginya angka pengangguran dan maraknya tindak kriminalitas. Menyikapi masalah ini, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berpartispasi aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung setiap usaha semua pihak yang diarahkan pada upaya perbaikan taraf hidup rakyat. Keempat, rendahnya moral dan akhlak anak bangsa. Terkait masalah ini, Pemuda Muhammadiyah harus memprakarsai berbagai macam program yang berorientasi pada upaya revitalisasi akhlak dan moral bangsa. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menghidupkan kembali ajaran agama sebagai basis utama pertahanan akhlak dan moral. Selain itu, kearifan-kearifan lokal yang dijadikan sebagai panutan di masa lalu dapat dijadikan tawaran alternatif dalam mengimbangi moralitas sekuler, hedonis, dan materialis akibat perkembangan informasi dan teknologi serta arus globalisasi yang tidak terkendali. C. Dimensi Ekonomi Dimensi eknomi merupakan elan vital yang harus menjadi fokus perhatian utama Pemuda Muhammadiyah. Secara umum, tingkat ekonomi umat Islam masih berada di bawah tingkat ekonomi umat beragama lain. Fakta empiris menunjukkan bahwa saat ini umat Islam cenderung dijadikan sebagai sasaran market paling empuk dari negara-negara produsen. Umat Islam sama sekali tidak mampu bersaing dalam pasar global yang semakin hari semakin kompetitif. Padahal, ajaran Islam mengharuskan umat Islam untuk tidak hanya memperhatikan persoalan-persoalan ukhrawi semata, tetapi juga harus memperhatikan persoalan-persoalan duniawi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qashas ayat 77 yang berbunyi: Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Melalui refleksi yang cukup dalam terhadap ayat tersebut, Pemuda Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera mencari solusi dalam memberdayakan ekonomi umat Islam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sistem ekonomi syariah pada seluruh dimensi ekonomi umat sebagai antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis yang selama ini “menjajah” umat Islam. Pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemberdayaan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) baik formal seperti bank, asuransi, zakat, infaq, shadaqah, dan koperasi maupun informal seperti pendirian lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat pada sektor pertanian, perikanan, dan unit-unit ekonomi kerakyatan lainnya. Sejalan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk mendidik kader-kadernya agar siap diterjunkan ke dunia usaha sebagai pejuang-pejuang ekonomi umat di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks ini, potensi jaringan Pemuda Muhammadiyah secara nasional perlu dikembangkan sehingga memiliki daya saing yang cukup tangguh dalam menggerakkan perekenomian umat. Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah pemberdayaan institusi-institusi Islam seperti mesjid, sekolah-sekolah Islam, majlis ta’lim, dan Islamic center sebagai pusat perekonomian umat. D. Dimensi Politik Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah menilai bahwa politik dan berpolitik bukanlah hal yang dilarang oleh agama. Dan Pemuda Muhammadiyah bukanlah organisasi apolitik. Bahkan sebaliknya, Pemuda Muhammadiyah menjadikan politik sebagai salah satu sarana dakwah yang paling efektif dalam membumikan kehendak Tuhan di muka bumi. Namun demikian, Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa kekuasaan politik merupakan ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana firman-Nya dalam surat al-An’am ayat 165 yang berbunyi: Artinya : Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di muka bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Oleh karena kekuasaan politik merupakan bagian dari ujian Allah, maka Pemuda Muhammadiyah harus mengarahkan perjuangan politiknya bagi kepentingan Islam dan umat Islam. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemuda Muhammadiyah dituntut melakukan langkah-langkah sistematis dan strategis melalui empat strategi dan lapangan perjuangan politik yaitu: Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara. Ketiga, mengelola fragmentasi potensi dan kekuatan politik secara baik dan benar agar seluruh kepentingan umat Islam dapat terakomodasi secara maksimal. Bila usaha untuk mempersatukan partai-partai politik Islam di bawah satu bendera sulit dilakukan, maka hal yang paling mungkin dilakukan adalah mempersatukan politisi Islam di lembaga-lembaga legislatif mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah. Meskipun kenderaan politik berbeda, namun tujuan dan orientasinya haruslah tetap sama. Keempat, pembumian nilai-nilai keislaman di jalur kultural (cultural approach). Melalui lahan ini, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan energi sumber daya umat sebagai basis penguatan civil society. Target akhir yang ingin dicapai adalah agar Pemuda Muhammadiyah dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara maksimal dalam menjaga kelangsungan agama sekaligus menata kehidupan dunia (hirasat al-din wa siyasat al-dunya). E. Dimensi Kebudayaan dan Peradaban Melalui kalkulasi sederhana, Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa peradaban Barat lebih maju dari peradaban Islam, antara lain dibuktikan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan stabilitas kehidupan sosial-politik yang dicapai Barat. Dengan menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat fisik material, fenomena kebangkitan peradaban Barat merupakan keniscayaan. Namun bila dikaji lebih dalam, kemajuan sains dan teknologi yang menjadi basis fundamental bangunan peradaban Barat justru telah menelantarkan dunia di ambang pintu krisis global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Krisis global yang dihadapi umat manusia di planet ini telah menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan seperti bidang kesehatan, teknologi, ekonomi, politik, ekologi, dan hubungan sosial. Krisis juga melanda dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spiritual. Anehnya, peradaban Barat ini dijadikan sebagai cermin yang harus diikuti oleh semua negara, termasuk negara-negara Islam. Inilah yang menyebabkan rapuhnya fondasi peradaban dunia secara global. Kerapuhan fondasi peradaban Barat itu merupakan peluang besar bagi Pemuda Muhammadiyah untuk membangun peradaban alternatif yang berdimensi moral dan spiritual. Agenda utama yang harus dikedepankan antara lain membangun kesadaran eksistensial manusia yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Keyakinan terhadap kehadiran Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupan akan memberikan kekuatan sekaligus kedamaian dalam hati setiap manusia yang menjadi aktor pendukung setiap kebudayaan. Bertolak dari realitas obyektif di atas, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan dengan melakukan upaya-upaya rekonstruktif melalui upaya pembumian wahyu melalui kontekstualisasi ajaran Islam. Kontekstualisasi ajaran Islam tentu saja harus dibarengi dengan upaya eksplorasi ilmu pengetahuan (scientific exploration). Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga harus mengambil peran dalam upaya mencari penemuan-penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan (scientific discovery). Dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi ilahiyah-lah, tatanan kebudayaan dan peradaban dunia dapat diwujudkan secara baik.

Kemandirian Bangsa seperti apa..???

Salah satu agenda besar bangsa Indonesia di masa mendatang adalah bagaimana mengurangi ketergantungan pada luar negeri. Masalahnya, ketergantungan yang memperluas globalisasi tersebut justru menimbulkan kepincangan dunia. Pasar bebas yang diteriakkan dunia justru semakin kuat mencengkeram negara berkembang dan memperkuat negara maju. Harga kebutuhan pokok juga mulai mencekik leher rakyat kecil. Globalisasi telah nyata menyebabkan kemiskinan dunia ketiga merajalela dan terperangkap dalam utang, sementara negara maju semakin kaya dan tambah makmur. Mengapa globalisasi digugat? Karena globalisasi adalah anak kandung kapitalisme. Jadi secara tidak langsung, memprotes globalisasi juga memprotes kapitalisme dunia. Kapitalisme mendasarkan diri pada pasar bebas, tanpa ada campur tangan pemerintah dalam segala urusannya. Kapitalisme hanya bisa berdiri tegak jika segala rintangan menuju pasar bebas dihilangkan. Bagi kelompok antiglobalisasi, bebasnya rintangan telah memungkinkan negara maju mengambil alih berbagai sumber daya, kekuatan dan kekayaan dunia ketiga. Perusahaan transnasional menancapkan kuku-kukunya di negara maju. Masyarakat dunia ketiga diciptakan untuk menjadi pekerja, sementara kekayaan perusahaan transnasional itu diangkut ke negara maju. Inilah yang menyebabkan kemiskinan. Masalahnya sekarang adalah, apakah kapitalisme harus dibenci sedemikian kerasnya, sehingga tidak ada sisi positif dari kapitalisme? Kita harus membedakan terlebih dahulu antara kapitalisme (baca juga: mental kapitalis) itu sendiri dengan semangat kapitalis. Kapitalisme intinya adalah paham yang menekankan pada akumulasi kapital. Dalam perkembangannya, kapitalisme berorientasi pada penciptaan modal dan keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme (melihat sejarah perkembangannya) setali tiga uang dengan liberalisme. Kapitalisme hanya akan bisa menemukan titik pertumbuhan yang baik jika didukung oleh liberalisme. Dalam perkembangannya, karena mementingkan masalah akumulasi kapital, kapitalisme hanya berorientasi pada tujuan dan tidak mengindahkan cara mencapai tujuan. Akibatnya, kapitalime itu sendiri di satu sisi menyebabkan pertumbuhan ekonomi mengalami kemajuan, modal terkumpul, tetapi di sisi lain tidak jarang praktik kapitalisme justru merugikan khususnya mereka yang tidak mempunyai kapital. Kelompok orang miskin adalah korban utama dari kapitalisme ini. Karena kurangnya sumber daya yang mereka miliki, ditambah dengan tiadanya kekuatan kapital yang dimiliki, maka ia terpinggirkan atau sengaja dipinggirkan. Pada akhirnya, mereka cenderung dieksploitasi untuk kepentingan kapitalisme. Pembangunanisme yang tak lain adalah praktik kapitalisme cenderung menjadi bencana bagi kaum miskin. Karena kaum miskin biasanya banyak hidup di negara dunia ketiga, maka kapitalisme sesungguhnya juga bencana bagi dunia ketiga. Pembangunanisme menjadi praktik eksploitasi manusia atas manusia. Manusia sengaja menghisap manusia lain. Dengan kata lain, negara kaya menghisap negara miskin. Anehnya, negara miskin tidak sadar bahwa mereka dihisap sedemikian rupa oleh negara maju, dan dibuat tergantung pada negara maju. Tetapi, sebenarnya, kapitalisme juga menyimpan semangat juang pantang mundur untuk kesejahteraan manusia. Dari sejarahnya, semangat kapitalis menekankan adanya semangat progresif. Setidaknya ada dua sosiolog yang dikonotasikan dengan semangat kapitalis. Yang pertama, adalah Max Weber, penulis The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. Dalam buku itu diceritakan semangat kapitalis tidak saja diperbolehkan oleh etika Protestan, tetapi justru diwajibkan. Ia tak ragu-ragu lagi mengatakan, kemajuan Eropa seperti yang kita saksikan saat ini sangat dipengaruhi oleh etika Protestan tadi. Yang kedua adalah Peter L Berger. Ia menunjukkan bahwa semangat kapitalis memengaruhi dan merangsang timbulnya sistem hukum dan kebudayaan yang rasional, sistem ekonomi yang efisien dan sistem politik yang demokratis. Berdasarkan perspektif ini, semangat kapitalis memperoleh "pembenaran" sosial. Weber mulanya mengamati doktrin teologis dari beberapa sekte Protestan, terutama ajaran Calvinis (yang dianggapnya paling banyak mendukung tumbuhnya semangat kapitalis). Baginya, bahwa ajaran Calvinis mengenai takdir dan nasib manusia "di hari nanti", merupakan doktrin yang memberi motivasi utama sikap hidup duniawi para penganutnya. Hanya manusia yang sanggup menyesuaikan ajaran Tuhan akan menjadi manusia terpilih. Karena ajaran Tuhan menurut Calvinis mengharuskan umatnya bekerja keras di dunia, maka kerja keras adalah jalan menuju manusia terpilih itu sendiri. Kesuksesan hidup di dunia adalah tolok ukur bahwa ia adalah manusia terpilih. Menurut Calvinis kerja keras adalah panggilan hidup, sementara menurut agama Katolik kerja keras diperlukan untuk kelangsungan hidup. Kerja keras tak lain adalah ibadah yang dalam perkembangannya memunculkan semangat kapitalis. Melihat pemaparan di atas, jadi semakin jelas bahwa memprotes kapitalisme secara serampangan tentu bukan pada tempatnya, karena semangat kapitalis (yang sebenarnya juga terkandung dalam kapitalisme) justru diperlukan untuk membangun peradaban dan kesejahteraan manusia. Sementara kapitalisme justru semakin memperburuk citra manusia. Dari sini bisa dipahami, bahwa yang diprotes oleh para antiglobalisasi itu sebenarnya (dan harus diarahkan) bukan pada semangat kapitalisnya, tetapi kapitalisme itu sendiri. Jadi, memprotes semangat kapitalis tentu salah sasaran. Masalahnya, saat sekarang sulit dibedakan mana yang semangat kapitalis dan mana yang kapitalisme. Dalam perkembangannya bisa jadi semangat kapitalis kemudian berubah menjadi mental kapitalis (kapitalisme). Orang yang sudah makmur yang tidak punya semangat kapitalis seperti ajaran Calvinis, tentu akan mudah terseret dalam mental kapitalis. Kalau sudah begini, protes yang diajukan oleh pihak antiglobalisasi bisa dimengerti. Tetapi, sebagai bangsa yang juga menjadi korban kapitalisme, kita tidak perlu gegabah menolak mentah-mentah kapitalisme. Siapa tahu di balik kekejamannya masih ada semangat kapitalis yang tumbuh. Jadi, kenapa tidak segera memilih semangat kapitalis, dan bukan kapitalisme?***

Jumat, 19 Oktober 2012

Refleksi Milad IMM ke 46: Semakin bertambah Usia, jangan lupakan Nilai Fundamental !!!

46 tahun, bukanlah waktu yang cukup singkat bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat untuk berkiprah dan berjuang menebarkan benih-benih positif dalam lingkungan sosial masyarakat. Tentunya tugas utama kita sebagai generasi muda adalah tetap menjaga citra baik ikatan dan mempertahankan eksistensi kita dimata masyarakat luas. Sebagai kader, kita patut bersyukur hingga dewasa ini IMM masih dipercaya dan diterima baik dikalangan masyarakat dalam persaingan sehat dengan organisasi ekstra lainnya. Jika diibaratkan padi, semakin berisi maka ia akan merunduk, sama halnya dengan organisasi yang menaungi kita. Ketika usia semakin bertambah, maka harus semakin meningkatkan kualitas dan pengembangan pada diri kader baik disegala aspek tanpa melupakan asas fundamental sebuah organisasi. Perlu diingat, bahwa prinsip bersifat statis, tidak akan pernah berubah namun kreasi yang harusnya semakin berkembang seiring pertumbuhan kader dan karakter lingkungan. Berdasarkan sumber dari salah satu senior IMM Ciputat dan pengamatan kami, maka penulis bisa menyimpulkan bahwa memang ada kultur IMM yang berubah era sekarang dengan yang dulu. Terlihat jelas, ada satu hal vital yang harus diperhatikan dari kader IMM Ciputat yakni nilai religiusitas sedikit terkikis dan berkurang. Entah mengapa sebagian kader lebih menyukai kajian teoritis daripada pengajian rohani, antusias mereka pun terbilang kecil terhadap implementasi wujud nilai religi, bahkan mereka lebih tertarik untuk melakukan aksi pergerakan yang kian marak saat ini. Penulis sedikit mengutip kalimat dari kanda Jihadul Mubarok (Ketua Umum DPP IMM), bahwa adanya turunan gerakan praksis harus lebih dikembangkan oleh kader ikatan khusunya, namun tentunya arah pergerakan yang dilakukan harus sesuai dengan norma kesusilaan yang berlaku. Melihat realita yang kita hadapi saat ini, kalau mencoba membandingkan bentuk praksis yang dilakukan mahasiswa sekarang dan tempo lalu memang jauh berbeda. Kalau pada saat itu mahasiswa secara murni memperjuangkan hak-hak rakyat dan melawan ketidak adilan di negeri ini, tanpa ada unsur politik yang menunggangi mereka, sehingga Mahasiswa terkenal memiliki sifat independensi yang kental dan terkenal dengan sebutan Agent Of Change.

Sabtu, 29 September 2012

Organisatoris; mengenali kultur organisasi itu wajib



PENGERTIAN KULTUR ORGANISASI
Kultur organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya

MUNCULNYA KULTUR ORGANISASI
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.
1.     pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.

Film “The Innocence of Moslems: Penistaan agama atau mahakarya industri film ??? ”



Berontak, itulah sikap yang dilakukan serentak umat muslim dunia tak terkecuali ketika menyaksikan agama nya dilecehkan. Bayangkan, Nabi Muhammad SAW junjungan yang sangat diagungkan sebagai sang rasul begitu mudah dilecehkan, dihina dan dinistakan oleh segolongan orang yang tidak bertanggung jawab.
Berbicara mengenai sensasi citra negative, Penulis mencoba memaparkan beberapa bentuk kekejian  terhadap islam yang sempat terekam sejarah, muncul pertama kalinya karikatur komik nabi Muhammad yang dibuat oleh warga Denmark, kedua karikatur lukisan nabi Muhammad yang heboh di perancis, dan dewasa ini muncul lagi film buatan sam basille (mengaku warga USA dari kaum yahudi) bertajuk The innocence of Moslems yang berhasil memunculkan animo keras warga dunia untuk menghujatnya.
Film yang berdurasi kurang lebih 1 jam lebih ini secara tidak langsung mendiskripsikan sosok Nabi Muhammad adalah orng tercela yang tidak patut dijadikan uswatun hasanah, diceritakan bahwa beliau seorang penipu agama yang doyan sekali melakukan fantasi seks terhadap beberapa wanita. Telanjang ketika berdakwah, Selain itu diceritakan nabi kita pedofil, mempunyai penyakit seks terhadap anak kecil dibawah umur yang dikisahkan melalui perantara nabi dengan aisyah. Bayangkan, bagaimana reaksi umat islam ketika junjungannya dilecehkan sedemikian rupa. Tentu sakit hati bukan???
Nah, sebagai umatnya jangan sampai kita keliru dalam menghadapi polemik ini, lantas bagaimana cara kita dalam menyikapi hal ini guna membela nabi kita SAW???

Ketika Kualitas instruktur dipertanyakan..!!!




Ibaratnya kalau kita menuai hasil panen, baik buruknya harus ditelusuri dari bibit yang yang kita tanam, apakah berkualitas unggul atau justru sebaliknya. Begitupula mengenai kaderisasi, miris ketika melihat produktifitas kader kita lemah dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Dari sinilah kita ketahui seberapa besar  peran para instruktur dalam mengarahkan dan membentuk kualitas kader, tentunya hal ini dipengaruhi oleh kualitas instruktur pula.

Dalam momentum MASTA tasyakuran 2012 di pulau untung jawa, penulis menemukan beberapa peserta yang belum memahami pengetahuan  seputar